Tulisan ini dimuat di koran Bisnis Indonesia, Minggu, 6 Desember 2009
Teks dan foto oleh Nila Tanzil
Taman Nasional Komodo (TNK) menyimpan aneka ragam kekayaan hayati baik daratan maupun lautan dan namanya tercantum dalam daftar Warisan Dunia (World Heritage Site) UNESCO pada 1991. Baru-baru ini TNK juga lolos menjadi salah satu dari 28 finalis akhir ajang pemilihan the world’s New 7 Wonders of Nature (tujuh keajaiban alam dunia).
Terletak di pusat area Coral Triangle (Segitiga Karang), Taman Nasional Komodo memiliki keanekaragaman hayati karang laut yang sangat berlimpah di dunia. Dengan lebih dari 1.000 jenis ikan, 385 jenis terumbu karang, 105 jenis hewan bercangkang keras (udang), 70 jenis bunga karang, 10 jenis lumba-lumba, enam jenis paus, penyu hijau, ikan duyung, dan beragam jenis hiu serta ikan pari, termasuk juga ikan pari manta atau yang dikenal dengan manta rays, tidak heran jika wilayah ini menjadi incaran bagi para penyelam di mancanegara.
Dengan 40 titik penyelaman (dive site) yang tersebar di area seluas 1.214 km persegi, Anda dapat melakukan liveaboard dive trip di mana Anda menginap di kapal selama beberapa hari dengan jadwal menyelam empat kali per hari.
Jika Anda tidak ingin menginap di kapal, daily dive operator (operator selam harian) yang berbasis di Labuan Bajo, menawarkan trip dengan menu dua kali menyelam di dive site yang berbeda setiap harinya.
Beberapa dive sites favorit saya antara lain Karang Makassar (Manta Point), Manta Alley, Castle Rock, Crystal Rock, Batu Bolong (Current City), Cannibal Rock Tatawa Besar, Gili Lawa Laut, Pink Beach dan Penga. Manta Alley merupakan dive site terfavorit bagi saya.
Pertama kali menyelam di titik ini, grup kami bertemu dengan 10 ekor ikan manta pari berukuran 4 meter berenang ke sana-ke mari mengepakkan sayapnya bak kupu-kupu raksasa.
Tidak puas dengan pertemuan pertama tersebut, keesokan harinya kami meminta dive guide untuk menyelam di titik yang sama. Pukul 07.00 pagi kami sudah bangun dan langsung terjun ke laut. Air laut bersuhu 26 derajat Celcius terasa segar dan berhasil melenyapkan rasa kantuk kami.
Kami menyelam di kedalaman sekitar 12-15 meter dengan jarak pandang sekitar 15 meter. Air terlihat kehijauan karena banyak plankton-plankton yang menjadi makanan bagi ikan pari manta. Arus terasa sangat kencang, kami pun mengayuh fin kami sekuat tenaga.
Di satu titik, pandangan kami tertuju pada bayangan hitam yang sedang melayang. “Manta ray..!”, seandainya saja kami bisa berteriak di dalam air. Seekor ikan pari manta berenang melintas di depan kami, kami pun perlahan mengikutinya dari belakang.
Arus semakin kencang membuat kami harus berpegangan pada batu karang besar. Ikan pari manta berukuran 5 meter tersebut berhenti dan “parkir” tepat di depan kami. Jarak antara saya dengannya sangat dekat, terkadang saya harus menghindar supaya ekornya tidak menyentuh wajah saya.
Ikan ini tidak membahayakan, tetapi saya tidak ingin mengagetkannya dan membuatnya pergi. Tidak lama kemudian, teman-teman ikan pari manta ini berdatangan. Tanpa disangka, mereka pun turut “parkir” di sebelah kiri saya, sebelah kanan, hingga tepat di atas kepala saya!
Wow!!! Ada tujuh ikan pari manta besar di sekitar saya dan mereka tidak beranjak sedikit pun selama lebih dari 30 menit! Terkadang saya harus menundukkan kepala supaya tidak menyentuh badan ikan pari yang sedang “parkir” tepat di atas kepala saya.
Dengan jarak kurang dari 1 meter, saya dapat melihat dengan jelas mulut ikan pari yang berada di sebelah kanan saya terbuka dan tertutup berulang kali. Rupanya dia sedang memakan plankton-plankton.
Saya melihat ke sekeliling dan terkesima karena selain ketujuh ekor manta rays yang sedang “parkir”, masih banyak manta rays lainnya yang berseliweran. Ada sekitar 20 ekor manta rays mengepakkan sayap raksasanya kesana-kemari. Sungguh pemandangan yang luar biasa!
Selain di Manta Alley, ikan pari manta juga dapat ditemukan di Karang Makassar (Manta Point). Kedua dive sites ini merupakan cleaning station, tempat dimana ikan-ikan kecil membersihkan badan ikan pari manta.
Memesona
Dive site lain yang tidak kalah menariknya adalah Castle Rock. Di sini Anda dapat melihat ribuan ikan yang berenang secara berkelompok, seperti barracuda, grouper, giant trevally, jack fish, tuna, eagle ray dan… white tip sharks (hiu)!
Crystal Rock juga indah dengan formasi bukit di dalam laut, menawarkan pemandangan yang sensasional. Terumbu karang yang indah menjadi tempat hunian berbagai spesies ikan, seperti frog fish (ikan katak), crocodile fish, penyu, napoleon wrasse, dan lain-lain.
Batu Bolong, Tatawa Besar, Gili Lawa Laut , Siaba Kecil dan Pink Beach juga mampu memesona para penyelam dengan jajaran terumbu karang sehat nan indah yang terbentang luas, berwarna-warni seperti berada di taman bunga, ditambah dengan beragam spesies ikan berukuran besar hingga octopus, sotong, udang, kepiting, moray eels, mandarin fish, ghost pipe fish dan nudibranch yang menggemaskan.
Komodo memang merupakan tempat menyelam yang spesial, karena penyelam dapat menemui ikan-ikan besar maupun critters (hewan laut kecil). Meskipun terkadang penuh tantangan, karena arusnya yang cukup kencang dan temperatur air berkisar antara 24 dan 27 derajat Celcius, dan dengan jarak pandang rata-rata antara 15 dan 40 meter dan air sejernih kristal, dijamin Anda akan jatuh cinta oleh kekayaan biota laut yang ada di tempat ini. (redaksi@bisnis.co.id)
Leave a Reply